Titik Lemah

Seringkali, aku seperti hewan,

Berkamuflase,

Hingga tidak ada yang benar-benar mengetahui kepribadianku,

 

Semua berjalan sesuai ekspektasi,

Hingga pada akhirnya aku berpikir lagi,

Ketika dunia sudah tidak lagi aman untuk tempat pulang, lantas harus kemana lagi?

Mau pulang ke rahmatullahpun harus dijemput dulu, tidak bisa pulang sendiri.

 

Namun, setelah bertemu beliau, pikiranku mulai terarah kembali,

Kenapa aku pernah berkata seperti tadi?

Padahal sejatinya, dunia bukan tempat untuk pulang.

 

Hari Itu

Hari itu,

Semuanya baik-baik saja,

Tetiba, tidak tahan lagi,

Kepalaku sakit, air mata tidak terbendung.

 

Lagi-lagi mimpi buruk,

Siklus mimpi yang kembali berulang,

Sigapku mencari kontak “dr. Maria”

“dokter, sinta mimpi buruk lagi, kepalanya sakit sekali tidak tahan,” ketikku sambil meneteskan air mata.

 

Beliau selalu menjadi perantara Tuhan yang ditakdirkan untuk sinta,

Betapa beliau juga selalu merespon dengan baik, tidak pernah membiarkan sinta begitu saja.

 

Syukur yang tidak terhingga saat semuanya kembali seperti semula, beliau selalu menenangkanku ,

Siapa yang tidak tersentuh?

Semoga beliau selalu dalam penjagaan.

 

Trigger

Bulan, bisakah kau tertutup awan malam ini?

Aku telah menghabiskan banyak waktu denganmu,

Semangat, menyerah, semuanya bercampur,

Dan kamu telah menjadi saksi bisu.

 

Lagi-lagi hal yang kulihat di sosmed menjadi trigger untukku, menangis sesegukan sampai berlarut-larut,

Seharusnya aku sadar,

Tapi aku ingin meminta maaf kepada dokter, kadang aku lupa untuk menghindari trigger.

 

Aku sedih berkepanjangan, setelah itu, meminum obat dari dokter, aku lelah, berbaring, dan semuanya lelap hingga fajar hampir tiba.

Aku kembali hampir menyerah,

Tapi Tuhan Yang Maha Esa tahu aku belum siap untuk pulang.

 

Nuriyahaluv